Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS) menggelar perayaan Imlek 2576 di Auditorium RRI, Jakarta, pada Senin (3/2/2025), dengan mengangkat tema “Keberagaman Etnis Tionghoa Melangkah Bersama Menuju Indonesia Emas”. Tema tersebut mempertegas bahwa Indonesia harus terus bersatu dalam perbedaan.
Acara ini dihadiri, antara lain, Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar, Ketua Dewan Pembina FORMAS, Hashim Djojohadikusumo, Ketua Umum FORMAS Yohanes Handojo Budhisedjati bersama jajaran pengurus, sejumlah kepala badan dan Lembaga, anggota DPR, pimpinan 64 ormas yang bergabung di FORMAS dan pimpinan organisasi keagamaan. Tak ketinggalan lima Putri binaan Yayasan EL JOHN Indonesia juga ikut hadir memeriahkan acara.
Dalam sambutannya, Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengungkapkan pesan tentang pentingnya kerukunan antar etnis dan umat beragama bagi kemajuan bangsa Indonesia. Menag mengungkapkan bahwa kerukunan adalah fondasi besar yang harus dijaga dan dirawat bersama. “Modal besar kita adalah kerukunan, baik antar etnik, antar umat beragama, maupun antar daerah,” ujar Menag.


Dalam kesempatan itu, Menag mengingatkan bahwa selama bangsa Indonesia tetap bersatu, tidak ada negara yang dapat mengganggu kejayaan bangsa ini.
Lebih jauh, Menag juga menyoroti bahwa perayaan Imlek tidak hanya sekadar perayaan tahunan, tetapi juga merupakan simbol persaudaraan antar budaya yang saling menghargai. Dalam Islam, terdapat hadis yang mengajarkan pentingnya mencari ilmu sampai ke Cina, yang menunjukkan bahwa hubungan antara Islam dan budaya Cina sudah terjalin lama. Bahkan, temuan keramik Cina di masjid-masjid Madinah menjadi bukti nyata kedalaman hubungan tersebut.
Menag juga mengingatkan bahwa potensi besar Indonesia terletak pada keberagaman agama-agama Timur seperti Islam, Hindu, dan Buddha. Jika agama-agama ini dapat bersatu dan bekerja sama, maka akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dunia dan perkembangan teknologi di masa depan.


“Mari kita lebih kompak dan saling mengerti, menjaga sambungan budaya dan rasa, untuk menjalin hubungan yang lebih mendalam,” imbuhnya.
Hal senada juga dilontarkan Ketua Umum FORMAS Yohanes Handojo Budhisedjati. Dalam sambutannya, Handojo menyampaikan perayaan ini bukan hanya sekadar perayaan budaya, tetapi juga merupakan simbol keberagaman etnis dan agama yang melengkapi kekayaan budaya Indonesia.
Handojo mengungkapkan bahwa tujuan utama dari perayaan Imlek ini adalah untuk memberikan kesadaran bersama kepada masyarakat bahwa merayakan Imlek telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kekayaan budaya Indonesia.


Perayaan Imlek ini, lanjutnya, mencerminkan keberagaman etnis yang ada di Indonesia, termasuk etnis Tionghoa yang menganut berbagai agama, seperti Buddha, Hindu, Kristen, Katolik, hingga Islam.
“Perayaan ini juga menunjukkan betapa besar kekayaan budaya Indonesia, yang terdiri dari berbagai etnis dan agama, yang hidup berdampingan secara harmonis,” ujar Handojo.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Formas, Hashim Djojohadikusumo mengapresiasi komitmen FORMAS dalam mengawal program pemerintah. Adik kandung Presiden Prabowo Subianto menyoroti tantangan terbesar yang dihadapi Indonesia, yaitu korupsi yang dapat merusak program-program pembangunan yang sudah dicanangkan pemerintah.
“Tugas kita semua, terutama dalam FORMAS, adalah mengawal program-program pemerintah agar tidak ada penyimpangan, korupsi, atau penggelapan anggaran yang merugikan rakyat Indonesia,” tegasnya.


Hashim uga menekankan optimisme terhadap masa depan Indonesia, khususnya di bawah pemerintahan Prabowo Subianto, yang berkomitmen untuk memberantas korupsi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
“Saya yakin, dengan langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh pemerintah, dalam 5 hingga 10 tahun ke depan, Indonesia bisa terbebas dari kemiskinan,” katanya.
Pada perayaan Imlek ini, ikut diperkenalkan keragaman budaya Indonesia dan Tionghoa, seperti tarian daerah dari Sumatera Barat dan Betawi. Tarian ini, memperlihatkan keindahan gerakan dan ragam budaya lokal Indonesia, menghidupkan suasana Imlek dengan sentuhan kearifan lokal.


Selain itu, pertunjukan seni bela diri Tiongkok atau Wushu turut memukau para pengunjung Dengan gerakan cepat dan penuh kekuatan, para pesilat Wushu menunjukkan kemampuan luar biasa dalam menggabungkan kelenturan tubuh, kekuatan, dan ketepatan teknik.
Tidak kalah menarik, atraksi Barongsai yang juga menjadi bagian penting dalam perayaan Imlek kali ini menarik perhatian banyak orang. Penampilan ini juga menjadi simbol keberagaman budaya dan kerukunan antar etnis di Indonesia, seiring dengan semangat perayaan Imlek yang selalu diidentikkan dengan kebersamaan.