Memperingati Hari Mangrove Sedunia, Putri Bumi Indonesia 2024 Nami Afrah Insani menghadiri Mangrove for Future 2024. Acara ini diselenggarakan oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, bekerja sama dengan Kementerian LHK di Hotel Kempinski Jakarta, Jumat (26/7/2024).
Nami menjelaskan, Mangrove for Future merupakan sebuah wadah dan ruang bagi masyarakat terkhusus generasi muda untuk bisa berkolaborasi dan mendengarkan dialog publik.
“Jadi karena kebetulan hari ini adalah Hari Mangrove Sedunia yang ditetapkan pada tanggal 26 Juli 2024, ini tentunya menjadi ajang untuk seluruh penggiat lingkungan, terkhususnya Mangrove, berkumpul di dialog publik, apalagi tadi aku juga sempat memoderatori salah satu dialog publik yang membicarakan terkait dengan kolaborasi pembiayaan percepatan rehabilitasi Mangrove dalam pengelolaan ekosistem Mangrove,” jelasnya.
Nami mengatakan, setiap orang perlu menjaga mangrove untuk meningkatkan ekosistem, sehingga mangrove dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal seperti melindungi pantai dari abrasi, pencegahan intrusi air laut ke daratan, menjaga keseimbangan iklim, dan masih banyak lagi.
“Karena seperti yang kita tahu, sekarang bumi ini sedang panas-panasnya, climate change, the issue itself lagi benar-benar hype banget dan kita semua sangat-sangat merasakan. Dengan adanya mangrove, tentunya ini bisa membantu untuk menyeimbangkan iklim yang ada di bumi dan juga tentunya bisa menyerap karbon,” ucapnya.
Tidak hanya itu, Nami juga menjelaskan bahwa dampak mangrove tidak hanya untuk bumi, tetapi juga berdampak langsung kepada manusia, di mana dapat membuka lapangan pekerjaan dan menjadi mata pencarian. Mangrove juga dapat diolah menjadi sirup, keripik buah mangrove, kopi, bahan dasar pewarna kain batik, dan masih banyak lagi.
Nami berharap, ke depannya baik masyarakat, stakeholder, maupun pemerintah dapat saling bergotong royong untuk menjaga kelestarian mangrove.
“Penting sekali menurut saya untuk spread the awareness about this issue tentang mangrove bahwa ternyata mangrove kita butuh sekali percepatan rehabilitasi ekosistem mangrove, dikarenakan memang kita juga punya target supaya kita bisa mencapai net zero emission di tahun 2030,” katanya.
Selain itu, Nami juga berpesan kepada seluruh generasi muda untuk perbanyak baca literasi terkait mangrove dan ikut berkolaborasi dalam kegiatan mangrove seperti megikuti event, maupun menjadi volunteer untuk terjun langsung demi keselamatan bumi dengan menanam dan memelihara mangrove.
“Semoga masyarakat di luar sana juga bisa menyadari bahwa mangrove ini menjadi salah satu hal yang sangat penting buat kita karena ingat, kita yang memiliki hutan mangrove, kita yang memiliki hutan bakau ini sekitar 20 persen dari keseluruhan total dunia dan 45 persen se-Asia, which is sangat besar, dan kitamenyimpan 4,41 triliun blue carbon,” katanya.
“Jadi menurut saya ini adalah potensi yang sangat luar biasa untuk kita sama-sama jaga, sama-sama pelihara, kita restorasi supaya ke depannya bumi kita tidak panas, kitda tidak lagi merasakan climate crisis and climate change dan tentunya generasi muda ke depannya bisa merasakan bumi yang sehat,” sambungnya.
No responses yet